Tuesday, January 5, 2016

Esaay Parlemen Remaja Berjudul Mendengarkan Curahan Hati Rakyat Kecil

Indonesia adalah sebuah Negara yang kaya akan pulaunya bak zamrud khatulistiwa. Membentang dari Sabang sampai Merauke. Indonesia juga terkenal akan kekayaan adat istiadat dan budaya yang dimilikinya. Dimana budaya tersebut memiliki ciri khas dan keunikan yang berbeda tiap daerah, yang semakin mewarnai kekayaan Indonesia.  Tak hanya itu saja, namun juga di anugrahi kekayaan sumber daya alam yang berlimpah ruah .Hal itulah yang menjadi suatu nilai estetika dari negeri seribu candi tersebut. Karena kekayaan dan keelokan budaya yang yang dimilikinya membuat Indonesia, sejak dulu banyak dikunjungi oleh para pendatang dan Mulai dari pedagang Arab, Gujarat, Cina, India, bahkan bangsa Eropa. Indonesia pun menjadi jalur perdagangan bolak-balik karena letaknya yang geografis hingga disebut jalur sutra.
Indonesia ketika masih bernama Hindia Belanda, dibentuk sebuah badan legislatif yang bernama Volksraad (Dewan Rakyat).  Sejarah DPR RI dimulai sejak dibentuknya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) oleh Presiden pada tanggal 29 Agustus 1945 (12 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia) di Gedung Kesenian, Pasar Baru Jakarta. Tanggal peresmian KNIP (29 Agustus 1945) dijadikan sebagai TANGGAL dan HARI LAHIR DPR RI.
Menurut UUD 1945 pasal 20 ayat 1 “DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang bersama Presiden”. Serta pada pasal 21 “Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan undang-undang”.  Berarti dalam hal ini tugas utama anggota DPR ialah merumuskan undang-undang. Namun di dalam kenyataannya pada periode saat ini Hingga Agustus 13 Agustus 2015, atau sepuluh bulan setelah dilantik, DPR baru mengesahkan tiga undang-undang. Dimana ada 39 undang-undang yang menjadi prioritas dalam program legislasi nasional tahun 2015, tapi belum satupun disahkan. Dengan kinerja yang buruk serta ditengah badai krisis yang menerjang Indonesia anggota DPR malah justru meminta kenaikan tunjangan. Hal ini langsung menuai reaksi keras dari masyarakat yang merasa telah diciderai oleh DPR.
DPR merupakan salah satu perwakilan politik dan fungsi DPR sekarang ini telah banyak berubah dengan munculnya berbagai isu dan kasus yang terjadi didalam negeri ini. Seperti contohnya korupsi yang dilakukan oleh kaum intelektual dan kasus perebutan kekuasaan di lembaga tinggi DPR yang dilakukan dengan cara tidak wajar dan menghalalkan segala cara dalam perebutan kekuasaan itu. Bukan menjadi rahasia umum lagi jika “uang” juga menjadi salah satu faktor utama perebutan kekuasaan. 
Menjadi anggota DPR di negeri ini ternyata memang menjadi tujuan, bahkan impian utama dari banyak orang di Indonesia. Akan tetapi, tidak banyak anggota DPR yang katanya mewakili rakyat tersebut memiliki semangat dan tujuan untuk benar-benar mengabdi buat kepentingan rakyat. Banyaknya anggota DPR yang bolos saat rapat, ada juga yang tertidur dengan pulas. Bahkan masih ingat yaitu terdapat sebuah kejadian yang menyangkut anggota dewan yang bernama  Arifinto. Ia tertangkap basah tengah  menonton video porno saat mengikuti rapat paripurna tanggal Jumat 8 April 2011.
Dengan kinerja yang buruk yang ditunjukkan oleh para wakil rakyat. Diperparah dengan semakin maraknya kasus korupsi yang menjerat para anggota dewan. Hal ini disebabkan karena gaya hidup hedonis yang dijalani oleh para anggota dewan. Mereka yang tidak dapat menahan hawa nafsunya maka akan terjerat ke dalam pusaran lubang hitam korupsi. Mereka tidak takut lagi akan azab dari Allah SWT karena di dalam hati mereka telah dikuasai oleh hawa nafsu yang membuat mereka tidak dapat lagi berpikir secara jernih. Sikap anggota dewan yang seperti ini dapat merusak citra DPR di tengah masyarakat. Masyarakat menjadi tidak percaya terhadap wakil mereka di DPR. Sehingga rakyat pun melakukan berbagai aksi protes salah satunya adalah aksi demo yang dilakukan mahasiswa.
            Oleh karena itu, para anggota dewan seharusnya menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang wakil rakyat. Bukannya orang yang hanya modal janji manis di depan ternyata nihil dalam penerapannya. Karena itulah menjadi seorang wakil dewan bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Mereka dituntut untuk melakukan yang terbaik bagi rakyat yang telah memilih dan mempercayakan segalanya kepada anggota dewan, sehingga tidak akan menyakiti hati rakyat.  Maka bagi orang yang ingin menjdai anggota DPR haruslah seorang yang memiliki kompetensi dan kemampuan yang mempuni. Sehingga dapat amanah dalam mengemban tugas sebagai seorang anggota dewan.
            Berdasarkan UUD 1945 pasal 19 ayat 1 menyatakan “Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum”.  Dalam pasal 21 UU No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPRD “Bahwa jumlah kursi anggota DPR sebanyak 560 orang”. Dalam pasal 22 menyatakan “Bahwa daerah pemilihan anggota DPR adalah provinsi, kabupaten/kota, atau gabungan kabupaten/kota. Jumlah kursi setiap daerah pemilihan anggota DPR paling sedikit 3 kursi dan paling banyak 10  kursi. Masa jabatan anggota DPR lima tahun dan berakhir bersamaan pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh ketua MK dalam sidang Paripurna DPR”. 
            Berarti sesuai dengan bunyi pasal di atas bahwa seorang anggota dewan wajib bersumpah di sidang paripurna DPR. Maka seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat haruslah juga menampung suara hati rakyat karena mereka telah bersumpah. Hal ini sesuai dengan lagu dari penyanyi kawakan Iwan Fals yang berjudul Wakil Rakyat. Dengan petikan lagu yang menyentil hati para anggota dewan yang berbunyi “Wakil rakyat seharusnya merakyat”. Bukannya merakyat mereka malah melakukan berbagai hal-hal tercela mempermalukan wajah DPR di depan rakyat, dan di mata dunia inernasional. Jika menjadi wakil rakyat terpilih, apa yang akan anda lakukan ?" Apabila saya yang berada di posisi mereka saya akan melakukannya dengan mudah. Saya memang tidak memiliki gaya bicara yang kritis dan teknis. Serta, saya juga tidak memiliki uang untuk mempengaruhi pendapat rakyat. Maka saya yang memang berasal dari rakyat saya akan mendengar apa saja yang ingin disampaikan oleh rakyat. Hal-hal yang akan saya lakukan yaitu:
1.    Menginstropeksi diri
Apabila saya terpelih menjadi seorang anggota DPR yang petama kali saya lakukan  ketika saya akan dilantik adalah menginstropeksi diri saya sendiri. Saya akan mulai merubah sikap saya kepada orang lain. Merenungkan apa saja yang telah saya janjikan kepada rakyat. Mulai mempersiapkan diri untuk mengemban amanat yang telah dipercayakan oleh rakyat kepada saya.
2.    Mengganti panggilan dan gelar
Saya akan menginstruksikan semua rakyat saya untuk merubah panggilan saya ketika bertemu saya saat suasana santai dan tidak saat dalam kegiatan formal seperti rapat. Saya akan marah apabila ada yang memanggil saya dengan sapaan Kepada yang terhormat” terus terang saya tidak senang apabila dipanggil seperti itu. Saya justru akan senang apabila dipanggil dengan sapaan “Mas, Bro, Kang, Pak”. Karena panggilan seperti itulah yang justru dapat mencairkan suasana sehingga dapat lebih dekat dengan rakyat.
3.    Menyusun program kerja
Hal berikutyna yang akan saya lakukan setelah saya terpilih adalah memyusun program kerja. Program kerja ini penting karena membuat kegiatan-kegiatan yang akan kita lakukan nantinya menjadi terstruktur. Saya juga akan membuat program kerja 100 hari. Program kerja 100 hari ini penting krena akan menempatkan manasaja masalah-masalah penting yang akan diselesaiakn terlebih dahulu selama 100 hari ke depan. Sehingga maslah yang penting akan cepat terselesaikan dan rakyat pun akan merasa senang kepada kita.
4.    Aktivitas hari-hari pertama saya
Hari pertama ketika di ambil sumpah menjadi wakil rakyat, tentu saja saya akan menemui Tim Sukses dan para pemilih saya. Mereka sebenarnya-lah yang juga paling berhak memberikan masukan atas kerja-kerja saya di masa yang akan datang. Kepada mereka, sedari awal sudah saya berikan kontrak perjanjian. Jika saya di pilih mereka, saya akan melakukan ini-itu sesuai dengan isi perjanjian kami. Saya akan datangi mereka di hari-hari pertama. Saya memang tidak bisa memberikan hal yang spesial berupa dana pengikat, karena yang saya tawarkan cuma ide dan integritas personal. Tapi saya yakin mereka akan menaruh kebanggaan, karena hari-hari pertama saya di lantik justru mereka yang saya ingat. Saya juga akan mendatangi aktivis dari golongan mahasiswa dan juga masyarakat Sehingga saya dapat mengetahui apa saja keinginan mereka dan tidak akan terjadi konflik atau ke salah pahaman di kemudian hari.
5.    Membudayakan sikap transparansi
 Saat ini banyak anggota DPR yang tidak jujur kepada rakyat. Mereka cenderung menutup-notupi tentang hal yang sebenarnya terjadi. Saya punya slogan untuk mengidentifikasi karakter saya selagi menjadi aktivis mahasiswa; jujur, berani dan setia. Jujur mengemban amanah. Berani membela kebenaran. Dan setia kepada rakyat. Sebagai bentuk kejujuran saya, saya akan menginformasikan dan mentransparansikan keuangan saya sebagai wakil rakyat. Saya memasangnya di internet dan berbagai tempat massa.
6.    Membudayakan partisipasi rajyat
Transparansi yang kedua adalah transparansi kegiatan. Saya merangkumnya dalam tema "kerja berbasis partisipasi warga".  jika saya menjadi wakil mereka di Parlemen adalah mendatangi dan membuat kesepakatan kunjungan bulanan. Atau setidaknya dipergilirkan sesuai dengan wilayah dan kelurahannya. Dalam transparansi kegiatan ini kita tidak hanya menyerap aspirasi perjuangan anggaran fisik layanan publik warga saja, tapi juga menangkap atmosfer masalah sosial yang ada. Ini penting sekali, karena kadang-kadang kita mengidentifikasi keberhasilan dalam infrastruktur saja. Tapi harmonisasi kehidupan sosial tidak kita garap. Karena kegiatan ini menyerap anggaran yang besar maka saya akan menggunkan 100% gaji saya dalam mewujudkan kegiatan ini. Ini sesuai dengan keinginan saya untuk mendengar hati rakyat.
7.    Mentradisikan Curah Gagasan Berkala dengan Para-Pihak Lokal
Dalam tradisi ini saya akan mengadakan pertemuan denagan berbagai golongan seperti wartawan, mahasiswa, pelajar dan pemilih saya, saya juga akan mengajak akademisi dan stakeholder untuk kumpul-kumpul mingguan dalam suasana sederhana tapi menyenangkan dengan tema curhat bareng di hari minggu. Tugas saya cuma tiga; mencatat, mengklarifikasi dan memancing gagasan mereka soal Samarinda. Curah gagasan ini akan menyenangkan kalau setiap kesimpulan menjadi agenda perjuangan mingguan di parlemen. Mereka bangga karena diikutkan untuk berkontribusi dan selanjutnya mereka akan sangat ingin sekali datang lagi. Lalu siklus rembug bareng pun menjadi tradisi yang menyenangkan dan tidak kaku. Dan juga saya akan membuka pintu rumah saya apabila ada rakyat yang ingin mengkritik atau curhat kepada saya.

Itulah tadi 7 hal yang akan saya lakukan di awal saya jika menjadi wakil rakyat dan semua itu akan berlanjut secara rutin selama lima tahun. Insya Allah. Memang kelihatannya sederhana semua tradisi di atas. Tapi kenyataannya berat sekali dilaksanakan. Kebanyakan kita lupa melakukan tranparansi, kerja partisipatif dan kontemplasi saat menjadi wakil rakyat. Wakil rakyat kita lebih senang berkumpul dan bertemu di lobby hotel mewah, villa, atau jalan-jalan keluar kota. Bertemu kolega atau menceritakan hal-hal yang tidak-tidak. Walaupun saya masih duduk di bangku tapi saat ini saya akan belajar bersungguh-sungguh agar saya dapat mewujudkan impian saya tersebut.

0 comments:

Post a Comment